Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

(masih) di Lubang yang Sama

Aku tahu aku sedang diduakan. Aku mampu merasakannya. Aku sadar kini aku berada di ambang ketidakpastian. Diperbudak cinta, terancam kebodohan cinta. Terjebak kedustaan. Tak sanggup lari menuju ketegasan. Terjatuh dalam lubang yang sama. Selalu begitu. Aku tahu aku payah. Menarik diri dari kehadirannya itu sama seperti menyia-nyiakan sebuah kesempatan. Dan menganggap kehadirannya kembali sebagai sebuah kesempatan itu sama seperti menjatuhkan diri sendiri pada lubang yang sama. Aku sadar aku tak bisa membedakan antara kesempatan dan kesenangan belaka. Bagiku arti dari kedua itu tetap saja tak berguna karena aku masih dan selalu saja jatuh di lubang yang sama. -sil-

Abu-Abu Sebuah Kepastian

Kubiarkan saja menarik diri dari kehadirannya kembali. Kembali dan pergi untuk yang kesekian kalinya. Kali ini penat sudah aku dengan semua itu. Masih dan semakin abu-abu saja. Tak mampu lagi kubedakan antara kepastian dan ketidakpastian, antara kesempatan dan hanya selingan belaka. Tak mampu lagi aku percaya dan yakin untuk mengartikan kehadirannya malam ini. Semuanya terlalu cukup untukku. Sungguh terlalu abu-abu bagiku. Aku tak mau membuang waktu hanya untuk berdiri dalam ambang ketidakpastian. Aku berhak mendapatkan apa yang pantas untukku. Aku berhak mendapatkan kepastian itu. -sil-

Batas Penantian

Dan disaat aku telah sampai di ujung penantianku, saat itulah aku benar-benar sudah letih dengan semua ini dan kamu. Aku berhak mendapatkan apa yang aku inginkan. Aku berhak untuk dicintai. Aku berhak mendapatkan kebahagiaan. Aku berhak mendapatkan apa yang telah aku perjuangkan. Aku pun berhak mendapatkan yang lebih baik. Sekarang biarkan aku dengan perasaanku saat ini, kumohon jangan datang lagi tanpa sebuah kepastian. Karena aku berhak mendapatkan kepastian dari apa yang aku jaga dan aku pertanyakan. -sil-