Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Tanpa Rambu-Rambu

Aku hanya ingin menulis. Dan aku membutuhkan inspirasiku. Tanpa menulis, aku seperti hanyut dalam tumpukan kenangan usang. Tak berdaya. Membuatku menjadi bukan diriku. Seperti tak mengenal rambu-rambu berpikir. Semrawut. Kembalikan inspirasiku, aku merindukannya. Sebentar saja, biarkan kami bertemu. Lalu bawa dia pergi jauh dariku. Aku, mungkin sudah tidak mencintainya. Aku, mungkin aku masih menginginkannya karena tak dapat dipungkiri meski hati dan logika tak bersinkron, aku membutuhkannya. Aku, mungkin hanya mencintai setiap kenangan dari inspirasiku. Namun, aku, mungkin aku akan belajar menulis tanpa harus membutuhkannya lagi. Aku hanya akan menulis dengan setiap tarian jariku pada kata. Aku hanya ingin tak bergantung padamu. ~

Laut, Hidup, Cinta, Cerita Lama dan Misterinya

Gambar
Orang bilang laut itu misteri. Berarti bukankah hidup ini seperti laut? Misteri. Dan seperti halnya kisah dari seorang gadis. Mungkin kalian mengira dia baik-baik saja sekarang. Memang dan bisa jadi. Namun tidak dalam hati dan mesin waktunya. Tentang kisah cerita lama. Gradasi cerita lama (begitulah dia menyebutnya sekarang). Masih ada teka-teki masa lalu yang belum terselesaikan hingga saat ini. Namun dia yakin bahwa misteri akan terungkap. Layaknya laut, layaknya hidup. Hanya tergantung waktu dan Dia. Sebuah kebenaran akan terungkap dari masa lalunya. Entah kapan, dia hanya akan menunggu. Menunggu kapan waktu akan bersedia mengungkapnya, berpihak pada dia dan masa lalunya. Bukan untuk bersedih hati, hanya ingin mengetahui kebenaran yang seharusnya dia ketahui saat itu.  -sil- (Maaf, ini hanya 'menulis').

Tentang Puisi 'Cerita Lama'

Gambar
"Kau pergi sudah terlalu lama. Namun di setiap persimpangan yang membutuhkan waktu lama, kita masih saling bertemu. Seakan-akan persimpangan itu mengantarku kembali pada rumah lama, kau. Setiap persimpangan itu membuatku membentuk dua fatamorgana perasaanku. Membuatku gemar memuisikan 'cerita lama'. Lalu kini kau menyapa, berharap aku masih tetap gemar memuisikanmu(?) Berharaplah! Karena memang kau (masih) inspirasiku. Masih gemar memuisikanmu bukan berarti masih terjerat dalam kesedihanmu, wahai cerita lamaku. Percayalah, kini aku lebih bijak mengatasi inspirasiku denganmu, wahai cerita lama."  -sil- 📷(22.01.16) 📝(23.02.16)

Degradasi Sebuah Gradasi 'Cerita Lama'

Gambar
Hai! Hanya selangkah lebih dekat. Hanya ingin menyapa. Hanya melihat bagaimana gradasi cerita lamaku. Bak gradasi warna lautan dan langit. Satu warna, biru. Namun memiliki gradasi yang sempurna. Mulai putih, biru muda, biru, biru tua, hingga hitam. Begitulah aku mengibaratkan perasaan pada cerita lama, bak sebuah warna yang mampu memudar, terang, gelap, atau bahkan (warna) 'pas'. Begitu juga tentang ini (perasaan). Selangkah lebih dekat ini, tiga langkah di dekat gradasi lautan dan langit, namun tak mampu kusimpulkan bagaimana warnaku sekarang pada gradasi di depanku saat itu. -sil- *hanya inspirasi, hati-hati baper bacanya😜✌ #latepost #writing #traveling #java #indonesia

Terbang~

Gambar
Yap, terbanglah bebas sebebas mungkin yang kau damba. Meskipun kebebasanmu bukan berarti kau tidak memiliki kesedihan dan kekhawatiran dibaliknya, tetaplah ingat bahwa kau berhak bebas dan bahagia. Meskipun kesedihan atau luka yang kau miliki begitu memilukan, cukuplah kau akui kesedihan itu kemudian cepatlah berbahagia. Tak perlu larut dalam kesedihanmu itu.  -sil- Photo by Silvia Kusuma I.

Menulis (?)

Menulis. Menulis adalah sebuah perang. Perang antara logika dan hati, melatih kejujuran. Permainan antara ujung pena, beberapa kata, sajak, hingga kalimat maupun bait. Mereka bersatu, melawan logika dan kemunafikan diri. Meski mulut selalu mampu menyembunyikan, dan mata mengatakan yang tidak bisa diucapkan, kebenaran. Namun di saat tidak ada yang mampu memahami mata ini, disaat tidak ada yang menghiraukan pandangan ini, di saat berusaha untuk berkompromi dengan mata agar menutupi kebenaran, maka menulis adalah alas kejujuran (bagiku). Dan di saat waktu menghanyutkan umur, di saat semakin banyak permainan topeng, semakin bervariasi kisah hidup, semakin menipisnya ingatan, semoga huruf-huruf itu mampu bertahan, tidak meleleh, tidak memudar. Mengabadikan kisah satu wajah dengan bayangan-bayangan yang datang dan pergi dalam hidupnya. Bayangan-bayangan yang (mungkin) hilang melalui udara. Menulis, tidak hanya tentang kejujuran. Tidak harus dan tidak hanya tentang apa yang sedang di