Kesempatan yang dinanti

Satu tahun sudah.
Harapan dan keinginan itu akhirnya datang.
Menjadi perantauan kembali setelah satu tahun mencari sesuatu di Kota sendiri;
tak kunjung kutemukan hingga aku lupa dengan diri.

Menjadi begitu terpuruk,
merasa begitu kecil daripada masalah,
merasa begitu tak berguna,
semua selalu kurasakan selama satu tahun ini
setiap bulan.

Fase up dan down selalu datang dan pergi.
Kini, Ibukota telah kujajaki.
Aku meninggalkan kotaku dan keluargaku.
Untuk mendapatkan hal-hal yang tidak akan membuatku menyesal nantinya.
Saat itu, tidak ada rasa sedih meninggalkan kotaku,
semangatku terlalu menggebu untuk segera mencicipi kerasnya Ibukota (kata mereka).

Dua bulan sudah aku hidup dengan hiruk pikuknya Ibukota
meskipun tempat tinggalku tidak di Ibukota langsung.
Dua bulan sudah aku berada di antara orang-orang (yang katanya) munafik karena berani mengorbankan kepercayaan kerabat demi sebuah ekonomi yang lebih baik.

Hal-hal luar biasa yang kulihat selama aku menikmati hari liburku untuk berkeliling menggunakan transportasi umum.
Benar, aku melihat mereka seperti robot yang dibudak oleh "gengsi".
Bekerja mencari uang untuk dihabiskan memenuhi kegengsian yang hanya bersifat sesaat.

Berangkat dan pulang dari kerja, mereka selalu berlari-lari,
berebutan transportasi umum agar tidak tertinggal dan menunggu lebih lama lagi,
dikejar waktu untuk segera menge-charge stamina mereka setiba di rumah.

Jadi, begini rasanya hidup di Ibukota...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai Ujung Dunia

Berubah Itu Menjadi yang Lebih Baik !

(Doa) Tertunda, Mencari Waktu yang Tepat