(Doa) Tertunda, Mencari Waktu yang Tepat

28 Januari 2013 ...
Allah Maha Mendengar,Maha Pengasih :))
Aku percaya Dia mendengarkan doaku.

Hari ini doa itu terkabulkan. aku sangat bersyukur kepada-Nya. Tapi aneh. Bukankah seharusnya aku sangat senang? Tapi kenapa perasaanku ini biasa saja.
Tanggal enam belas januari dua ribu tiga belas kemarin, lagi-lagi aku melihat dia shalat menjadi imam dan temanku diimamin dia lagi. Dan saat melihat itu,perasaan galauku muncul. Karena sudah lama aku menginginkan untuk menjadi mukminnya dalam shalat tapi belum pernah keturutan. aku juga sudah lama berdoa dalam hati untuk menjadi mukminnya sekali saja dalam shalat. tapi, dalam doaku itu aku juga berharap lebih. Kalau bisa, dia juga menjadi imamku kelak. Imam keluargaku, imam shalatku setiap harinya, imam yang menuntun dan menemaniku dalam beribadah kepada-Nya. Ternyata saat aku melihat dia shalat dan menjadi imam, hatiku masih belum ikhlas melepaskannya. Karena aku masih saja menginginkannya. :)) Hm... Tapi aku berusaha untuk melawan hatiku kembali dengan cara tidak munafik pada diri sendiri dan orang lain. Dan setelah malamnya aku berdoa,besoknya aku mencoba untuk shalat dhuhur sepulang sekolah. Tapi dia nggak mampir shalat ternyata. -_- dari situ aku dapat pelajaran. Aku menunda shalat ku hanya untuk menjadi mukminnya, tapi Allah tidak suka aku begitu. Makanya dia langsung pulang deh. Yaa... itu pelajaran buat aku. Dan seterusnya aku shalat nggak nunggu sepulang sekolah.
Tapi hari ini masalahnya beda. Aku terpaksa shalat sepulang sekolah. Dan... aku ketemu dia. Terus aku minta jamaah. Dia jadi imam dan aku minta biar suaranya agak keras. Oh ya Allah... aku sangat bersyukur kepada-Mu. Sebelumnya aku ragu untuk berjamaah dengannya. Tapi aku berpikir, bukankah ini yang aku inginkan. Terkadang,kesempatan itu nggak datang dua kali. Aku mendekati ke shaf nya,dan aku berbicara untuk ikut berjamaah dengannya. Tubuhku spontan bergetar. Bibirku juga. Nyaris salting. Oh Tuhan... tolong aku agar tidak terlihat sedang salting. Aku bergumam dalam hati. dan singkat ceritanya...
Bukankah seharusnya aku senang? Bukankah seharusnya hatiku merasa sangat bergetar? Itukan yang aku inginkan. Tapi ini aneh. Hanya bagian tubuh ku yang bergetar. Terutama kaki dan tangan. Tapi hatiku sudah tidak bergetar lagi. Biasanya jika aku ngobrol sedikit, hati dan tubuhku langsung bergetar. Apakah rasa sayang dan cintaku sudah hilang? hm... tapi itu jugakan yang aku inginkan? Biar aku nggak semakin sakit hati karenanya. Benar-benar aneh. Seharusnya hatiku senang. Tapi biasa aja. Dan ekspresi senangku tadi sama sekali nggak dari hati. Aku yang sumringah dan terlihat sangat senang tadi hanya rekayasa. Karena aku ingin meyakinkakn bahwa hatiku juga ikut senang. Tapi ternyata tidak bisa. Itu tetap rekayasa. Karena faktanya hatiku tidak bisa bergetar dan bahagia. Tapi aku bersyukur sudah dikabulkan. 

Sekarang aku semakin percaya. Bukannya Allah tidak mengabulkan doa kita. Jika Allah berkehendak atau mengizinkan doa itu, Allah akan mengabulkannya meskipun tidak secara langsung dan cepat. Tapi Allah  bisa menundanya untuk mencari waktu yang tepat mengabulkan doa itu. Atau Allah tidak mengabulkan doa itu, tapi Allah menggantinya menjadi yang lebih indah dari rencana dan doa kita. Allah Maha Pengasih, Maha Pendengar. Dia tahu mana yang baik dan buruk untuk kita. :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai Ujung Dunia

Berubah Itu Menjadi yang Lebih Baik !