Words
Cinta itu memang misteri.
Dan semenjak itu aku sadar bahwa cinta tak mengenal
kemunafikan atau pun gengsi. -sil-
Bagaikan sehelai daun kering berterbanagan tertiup oleh sang
angin yang tak tahu kemana dia dibawa dan dimana dia akan berhenti. Tidak akan
pernah tahu. -sil-
Bagaimana aku tidak merasakan sakit saat melihat sorot
matamu yang tak pernah bisa kubaca. Yang tak kuketahui artinya. Sorot matamu
padaku selalu tak memiliki makna yang jelas. Aku benci itu. -sil-
Malam itu, sang malam menyanderaku. Menempatkanku bersama
dengan 'kesepian'. membiarkanku didekap oleh sang angin yang dinginnya mampu
menembus setiap lapisan kulitku hingga berhasil menusuk tulang. Tak dapat lagi
aku melawan kekuatan sang angin. Tak dapat pula kukalahkan 'kesepian'. Aku
hanya sendiri dan meringkuk untuk bertahan. Berharap ada yang datang menjemput
dan membawaku pergi. Pergi apda malam yang penuh kehangatan dan
kebahagiaan. -sil-
Rasanya seperti tercabi-cabik. Dan bekas luka ini pun
menganga kembali. Sungguh sakitnya luar biasa. Sangat menyesakkan dada. -sil-
Akan aku ceritakan kepada sang malam. Pada bintang-bintang
yang bersembunyi dibalik awan gelap malam ini. Akan kubisikkan pada angin apa
yang kurasa. Berharap sang angin dapat menghembuskan kebahagiaanku ini kepada
semuanya. Kepada bintang-bintang itu agar mereka tak malu memancarkan
cahayanya, dan keluar dari persembunyian. Dan semoga awan gelap malam ini pergi
ke balik bintang-bintang memberikan kabut penuh kebahagiaan. Hidupku mulai
berwarna kembali. -sil-
Komentar
Posting Komentar