Sengaja Kutinggalkan di Jogja
Part I
Dan malam
itu, di kota dengan pariwisata dan adat yang masih tertanam. Jogja. Sengaja aku
tinggalkan semua perasaan yang mengganggu. Sengaja aku ungkapkan semua yang
menghambatku untuk bangkit.
Malam itu
tepat di Jogja. Tuhan memberikan waktuNya menjawab doaku. Kita berdua,
dipertemukan dalam waktu yang sudah ditetapkan. Jalan berdampingan, berbincang
meskipun tidak untuk bersenda tawa. Tapi akalku. Hatiku tidak menginginkan
mataku menatapmu. Tidak sama sekali. Aku hanya tidak ingin menghambat diri
sendiri.
Dari dulu
yang kubutuhkan juga adalah kepastian.
Malam itu
Jogja jadi saksi. Dan entah, tak ada perasaan sakit yang kurasakan mulai awal
kita berbincang hingga akhirnya aku pergi dengan senyuman yang tetap tidak
paham dengan kalimatmu. Tidak dengan tatapan pula.
Mungkin
perasaan ini memang sudah terbawa bersama ombak dan tenggelam dalam lautan saat
itu. Malam itu adalah akhir dari penantianku terhadap sebuah kepastian. Akhir
dari harapan dan imajinasiku terhadap kepastian. Dan malam itu, aku memulai
untuk melangkah lagi setelah satu bulan terhambat. Sudah cukup bagiku.
***
-sil-
Komentar
Posting Komentar