Mendadak Semu

Tetesan air dari langit semakin deras
Awan mendung menutupi bulan dan bintang
di malam ini

Aku bersandar di kursi teras rumah
Nikmati suasana malam disertai hujan
Irama percikannya terdengar
tenang dan teratur

Udara dingin mulai menembus kulit lenganku.
Menatap tragedi hujan malam ini,
Melamunkanku
Memutar setiap kenanganku
bersamanya
Bayangnya tak pernah mau pergi dari pikiranku
Aku lelah...
Lelah jika setiap imajinasiku selalu penuh...
penuh akan bayangnya
Apakah bayangku juga memenuhi pikirannya?
Ah aku tak peduli itu
Karena sudah pasti tidak

Hujan pun mulai reda...
Derasnya hujan malam ini
menjadi rintikan kecil
Aku berpikir...
merasakan...
Bertanya pada diriku sendiri
Masih adakah cinta untuknya?
Sunyi...diam...dan sepi
Tak ada yang menjawab
Hanya aku sendiri disini
Aku tidak mampu menjawab pertanyaanku sendiri
Ku beranikan diri untuk bertanya...
bertanya pada hati kecilku.
Pertanyaan yang sama
Masih adakah cintaku untuknya?

Kurasa hati kecilku pun tak bisa menjawab
terdiam...
Aku biarkan diriku dan hatiku ini
membiarkan sejenak untuk menemukan jawabannya
cukup lama...

Aku merasa,cintaku untuknya mulai pudar...
mendadak semu...
Tak ada tanda cinta untuknya di hatiku
Tapi entah
Aku masih saja peduli padanya,
memperhatikannya dari jauh,
bayangnya tetap bersama imajinasiku

Aneh...
Perasaanku padanya mendadak semu
antara masih mencintai dan sudah tidak
Mungkin karena aku terlalu lelah
Lelah untuk menanti
Menanti cintanya,
dirinya untuk kembali padaku
Sangat jelas,
cinta dan hadirnya kembali padaku itu
Semu...
Bagaikan fatamorgana
Kini fatamorgana itu semakin jelas
Menjadi lebih fatamorgana...
Lebih dan semakin semu
Meragukan diri untuk tetap bertahan,
berharap dan mengambil keputusan
antara tetap menantinya atau meninggalkannya.



- N E M O 1 9 -



-sil-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai Ujung Dunia

Berubah Itu Menjadi yang Lebih Baik !

(Doa) Tertunda, Mencari Waktu yang Tepat