Persimpangan (Jalan)
-Bagian II-
Hari demi hari...
Luka-luka itu kembali datang
Lelah...
Sakit...
Merintih
Namun dia tetap disini
Dia memberikan luka
Luka yang begitu dalam
Dan dia tetap memberikan cintanya
Setiap malam aku menangis
Dia tahu itu
Sembilan belas hari
Aku dan dia bersama
Dan malam ini,
11 Januari,
rabu malam
Aku dan dia menemukan persimpangan
Persimpangan jalan
Lalu kami pun berpisah
Berpisah di persimpangan itu
Alasannya kuat untuk memilih
Meilih sakit dan menyakiti
Hanya demi sesuatu
Sesuatu yang dianggap sebagai
tujuan hidupnya
Diam...
Berdiri...
Memandang punggungnya yang semakin jauh
dan perlahan-lahan...
menghilang
Dia telah pergi
memilih jalannya
Dan aku tak bisa
tak bisa untuk memilih persimpangan itu,
jalan yang dia pilih
Karena dia pun tak ijinkan
Air mataku menetes
begitu saja
Membasahi pipiku
Aku masih disini
berdiri, menunggu,
berharap dari ujung persimpangan itu
ada sesosok yang berjalan mendekat,
dan dia kembali
Hari demi hari...
Luka-luka itu kembali datang
Lelah...
Sakit...
Merintih
Namun dia tetap disini
Dia memberikan luka
Luka yang begitu dalam
Dan dia tetap memberikan cintanya
Setiap malam aku menangis
Dia tahu itu
Sembilan belas hari
Aku dan dia bersama
Dan malam ini,
11 Januari,
rabu malam
Aku dan dia menemukan persimpangan
Persimpangan jalan
Lalu kami pun berpisah
Berpisah di persimpangan itu
Alasannya kuat untuk memilih
Meilih sakit dan menyakiti
Hanya demi sesuatu
Sesuatu yang dianggap sebagai
tujuan hidupnya
Diam...
Berdiri...
Memandang punggungnya yang semakin jauh
dan perlahan-lahan...
menghilang
Dia telah pergi
memilih jalannya
Dan aku tak bisa
tak bisa untuk memilih persimpangan itu,
jalan yang dia pilih
Karena dia pun tak ijinkan
Air mataku menetes
begitu saja
Membasahi pipiku
Aku masih disini
berdiri, menunggu,
berharap dari ujung persimpangan itu
ada sesosok yang berjalan mendekat,
dan dia kembali
-sil-
Komentar
Posting Komentar