Sosok (yang) Berbeda

Langit malam yang begitu indah. 
Angin malam mampu menusuk kulitku. 
Aku sedang bersantai di teras. 
Duduk sendiri dan melamun. 
Ah, aku memang selalu seperti ini jika duduk sendiri. 
Aku menikmati sunyi malam ini dan menikmati lamunanku. 
Aku hanya berpikir. 
Memikirkan keadaan diriku.
Menjadi dua pribadi yang berbeda.
Seseorang yang menjadi dua sosok.
Disisi lain aku menjadi diri sendiri,
mengikuti isi hati kecilku.
Dan disisi lain aku menjadi orang lain,
menentang isi hatiku.
Bukan, aku tidak munafik.
Aku hanya menyangkal isi hatiku,
meyakinkan diri bahwa aku bisa
dan aku tidak lemah.
Aku hanya kalah,
terkalahkan dengan perasaanku sendiri.
Perasaan cinta pada seseorang.
Seseorang yang tak pernah peka akan keberadaanku.
Tapi aku tetap saja bertahan.
Aku memang payah.
Masih terus menunggu seseorang itu disini.
Tidak berpindah atau bergeser sedikit pun
dari tempatku.
Berharap suatu saat dia peka akan keberadaanku.

Aku lelah dengan sandiwara 'tegar' ini.
Aku lelah menjadi orang lain.
Tapi jika aku tidak seperti itu,
aku semakin terlihat lemah di depannya.
Ya, aku memang lemah di hadapannya.
Semua itu karena perasaan ini.
Dan aku akui aku telah bermuka dua.
Aku hanya mencoba bertahan
dan menunjukkan pada kalian
dan juga dia.
Bahwa aku tidak selemah itu.
Tidak seterpuruk itu.
Mungkin aku salah menjadi dua sosok yang berbeda.
Tapi apa yang harus aku lakukan (lagi)?
Semuanya sudah sia-sia.
Dan hanya ini satu-satunya jalan.
Masih mencintainya namun bersikap sudah tidak.
Menjadi sosok yang berbeda.
Menjagi gadis munafik.


-sil-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai Ujung Dunia

Berubah Itu Menjadi yang Lebih Baik !

(Doa) Tertunda, Mencari Waktu yang Tepat