Hujan Malam Itu

Saat itu hujan turun. Begitu deras. Pikirannya kacau malam itu. Entah apa yang sedang dia pikirkan.
Meskipun sesuatu itu telah hilang darinya, dia tetap berpikir bahwa lelaki itu masih inspirasinya.
Saat perasaannya telah bebas dari lelaki itu, sesuatu masih suka muncul dipikirannya. 
Saat semua rasa tak ada lagi, sebuah harapan sederhana belum terlepas darinya.
Kenangan bersama masa lalunya, bagaikan file dalam bentuk 'jpg' di dalam laptop. Semua berurutan, rapi dan indah.
Hingga dia menyunggingkan sedikit senyuman yang entah apa artinya.
Tapi matanya... Mata itu menceritakan penuh kedukaan. Menjelaskan bahwa ada luka yang menganga di hatinya. Tapi pikirnya, semua itu tetap indah.
Matanya mulai berkabut. Tapi pandangannya tetap pada layar laptop. Dan senyuman itu semakin mengembang. Tak dia sadari, tetesan dari matanya pun jatuh ke pipi.
Tak ada yang tahu apa arti dari air mata itu.
Entah air mata bahagia,
entah air mata kesedihan,
entah air mata kehilangan,
entah air mata kekalahan,
atau bahkan air mata kekecewaan.
Tak ada yang tahu termasuk dia sendiri.
Semua perasaan itu tercampur menjadi satu.
Dan dia pejamkan matanya. Dia tarik nafasnya yang seketika itu juga menjadi sesak, seperti ada yang menyumbat saluran pernafasannya.



-sil-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai Ujung Dunia

Berubah Itu Menjadi yang Lebih Baik !

(Doa) Tertunda, Mencari Waktu yang Tepat