Larut oleh Malam

Terdengar riuh canda anak-anak kecil di luar sana.
Terdengar alunan lembut musik dari tempat ini, di ruangannya.
Kini gadis itu merasa berada dikeramaian.
Suara teriakan dan canda tawa mereka (anak-anak kecil), 
suara musik yang sengaja dia putar.
  Dia tersenyum simpul. Setidaknya dia tidak kesepian, gumamnya dalam hati.
  Gadis itu baru saja merasakan kebebasan dari beberapa hari yang lalu.
  Kebebasan hati...
  Dia berhasil melupakan semua perasaanya pada seseorang itu.
  Melupakan bahwa dia masih mencintainya.
Tapi malam ini, seseorang itu tidak ada di kota yang sama dengannya.
Dia juga tidak ada di pulau ini.
Dan gadis itu sadar, seseorang itu juga tidak ada di sampingnya,
tidak dalam hidupnya (lagi).
  Kepergian (dia) dalam hidupnya sudah lama.
  Tapi kini dia tidak ada di kota disini, di kota ini.
Lagi-lagi gadis itu tersenyum simpul,
seakan-akan sedang meremehkan dan memaki dirinya sendiri.
Karena masih memikirkan seseorang itu.

Malam ini...
Gadis itu melamun lagi.
Seakan-akan sedang bercerita pada sang malam
bahwa seperti ada yang menusuk jantungnya
dan menyesakkan dadanya saat ini.
Lalu dia tanyakan pada sang malam,
siapa yang berani membuatku merasakan ini (lagi)?
  Sepi.
  Tak ada jawaban.
  Lalu gadis itu terdiam,
  bagaikan sedang ikut berpikir untuk menjawab
  pertanyaannya sendiri.

Kini detik telah menjadi menit,
lalu waktu terus berjalan hingga larut oleh malam.
  Gadis itu pun bangun dalam diamnya.
  Dia bergumam pelan dan menghembuskan nafasnya
  berusaha melepaskan ikatan yang sedari tadi
  menyesakkan dada...
"Malam ini, aku merindukannya (lagi). Sangat..."



-sil-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai Ujung Dunia

Berubah Itu Menjadi yang Lebih Baik !

(Doa) Tertunda, Mencari Waktu yang Tepat