09 Mei 2013
09 mei 2013
Kini aku ada di depan laptop. Jemariku sudah kuletakkan pada keyboard. Tapi aku bingung hendak menulis apalagi. Semua tentangmu selalu aku tulis dan sudah kutulis. Mungkin masih ada lagi yang ingin kutulis. Tentangmu. Masih banyak. Tapi apakah harus aku menulisnya terus-menerus? Sedangkan itu semua pasti akan sia-sia. Aku menulis tentangmu memang hanya ingin melampiaskan perasaanku padamu. Aku tahu, dengan aku menulis tentangmu sebanyak apapun itu, tak akan pernah kamu baca. Aku tahu kamu muak denganku. Ternyata aku sudah terlalu memvonis diriku sendiri. Aku bingung. Aku ingin menulis tentangmu. Tapi jika aku selalu mengunkit ataupun menulis tentangmu, bagaimana bisa aku berhasil benar-benar melupakan semua perasaanku. Sedangkan aku, sudah mulai berhasil melupakan perasaan ini meskipun masih ada rasa sakit di dada ini. Aku tahu ini adalah proses. Perjalananku menuju masa depan masih panjang. Aku memang harus melihat ke depan. Tapi bayanganmu selalu hadir. Semua kenangan itu memnuhi pikiranku. Namamu selalu terdengar di telingaku. Tulisan namamu selalu terlihat oleh mataku. Dan kamu pun selalu ada di hadapanku. Selalu mencuri fokus mataku. Aku ingin menulis. Tentang lainnya, bukan tentangmu. Tapi, kamu yang selama ini mampu membuatku menulis. Kamu adalah inspirasi. Setiap buku motivasi yang aku bacapun selalu ada namamu. Karena namamu itu memang memiliki arti yang luar biasa. Dibuku itu tertulis bahwa kamu juga nama lain dari inspirasi itu. Jelas saja, kamu jadi inspirasiku menulis J
Aku
masih selalu bertanya-tanya tentangmu. Bagaimana perasaanmu padaku. Sampai-sampai
aku bosan sendiri. Sungguh, aku mulai bosan dengan semua ini. Haha. Kamu tahu? Semua
temanku sampai memarahiku. Karena aku tak kunjung move on darimu. Tapi ada satu
sabahabt kita berdua, yang tidak menginginkan aku move on, tidak menginginkan
aku berhenti memikirkanmu. Padahal aku sudah mulai berhasil untuk tidak
memikirkanmu. Sahabat yang aneh. Ada pula teman kita yang mendukung kita berdua
untuk kembali. Karena dia tahu bagaimana usahamu saat mendekatiku, dan mencuri
hatiku. Haha. Katanya, itu sangat romantis dan lucu. Aku pun setuju dengannya. Teman-temanku
yang lain juga marah padaku, karena aku menunggu seseorang yang semu. Tidak
pasti. Mereka bilang, kamu tidak pantas untuk ditunggu dan dicintai. Karena
kamu sudah keterlaluan padaku. Lalu aku hanya menjawah bahwa kamu tidak pernah
mempunyai niatan untuk menyakiti hatiku. Aku tahu itu. Aku yakin kamu tidak
pernah berniat sedikitpun menyakitiku. Sesuatu terjadi karena sebuah alasan. Aku
yakinkan mereka seperti itu. Agar mereka tidak menilai yang salah tentangmu. Meskipun
kita tak lama, tapi aku tahu kamu. Aku mengenalmu. Kamu baik. Dan aku yakin
mereka salah menilaimu. Begitu pula kamu
yang salah menilaiku. J
Ikhlas
tidak ikhlas, aku harus menerima alasanmu itu. Tapi masalahnya... sampai
sekarang aku tidak tahu apa itu alasannya. Haha payah. J ternyata aku sudah letih. Aku
benar-benar lelah menunggu. Menunggu kejujuranmu, menunggu rahasia perasaanmu,
dan lelah menunggumu kembali. Aku memang bodoh. Payah. Menunggu seseorang yang
jeals tidak mau ditunggu. Haha. Entah bagaimana esok. Mungkin seiring
berjalannya waktu, sambil menunggu aku benar-benar bisa melupakan perasaaku
padamu, aku akan tetap menunggu. Meskipun penantianku itu antara nyata dan
semu. Semoga kamu baik-baik saja. Semoga kamu melihatku. Melihatku disini.
Komentar
Posting Komentar