Gadis dengan Harapan Semu
Aku...
Aku adalah gadis munafik. Munafik pada perasaanku sendiri.
Aku adalah gadis lemah. Lemah berhadapan dengaannya,
dihadapan seseorang yang masih kuharapkan kehadirannya.
Aku hanyalah gadis yang memiliki sebuah harapan. Sebuah harapan
yang sebenarnya semu namun masih berharap.
Aku adalah gadis yang selalu ingin tahu tentangnya. Tentang apa
yang dia lakukan, tentang bagaimana kabarnya, tentang siapa yang ada di hatinya
sekarang. Dan aku juga ingin tahu bagaimana perasaanya padaku.
Karena aku adalah gadis yang bisa dibilang masih
mencintainya, masih menunggunya, dan masih mengharapkannya. Meskipun aku
sedikit ragu tentang ini. Sesungguhnya aku pun sulit untuk memahami perasaanku
sendiri. Yang aku tahu, aku adalah gadis yang mencintainya dengan tulus.
Aku ikuti setiap permainan hati ini. Sesakit apapun itu. Aku
tidak terlalu memaksa diri untuk menjalankan keputusanku. Tapi aku harus melakukan itu. Karena aku
ingin bangkit. Aku ingin keluar dari keterpurukan ini. Terserah mau
dibagaimanakan aku oleh perasaanku senidiri. Aku mencoba untuk tetap bertahan
dan menghapus semua harapan semu ini menjadi lebih semu.
Aku bukan gadis lemah. Aku hanya lemah dihadapannya. Karena aku
selalu ingin mengetahui rahasia yang dia sembunyikan.
Aku hanya munafik tentang perasaanku sendiri. Karena aku
memang tidak memahami bagaimana perasaanku sendiri.
Aku gadis yang masih labil. Gadis plin-plan. Sungguh aku
tidak bisa memahami bagaimana perasaanku. Mungkin karena aku mulai berhasil
melupakan semua perasaanku padanya. Dan mungkin aku juga sudah berhasil keluar
dari keterpurukan.
Kurasa aku berhasil keluar dari keterpurukan itu. Aku memang
yakin aku bisa. Meskipun serpihan harapan yang semu itu masih terlihat di
benakku.
-sil-
Komentar
Posting Komentar