Pengingat Rindu

Teruntuk sahabat-sahabat di luar sana yang mulai menemukan zona baru, sahabat baru,
teruntuk orang-orang yang pergi untuk menemukan jati diri,
teruntuk orang-orang yang menemukan kehidupan dan kebahagiaan baru.

[Pengingat Rindu]


Terlihat begitu usang laci tua itu.
Berdiri sendiri mengisi ruangan kosong,
berpura-pura kokoh.
Terkunci rapat karena karat.
Udara lembab mengunci isi di dalamnya.
Mesin masa lalu sudah tak bisa membuat kuncinya.
Terbuang jauh oleh ruang waktu.

Tersusun rapih kenangan di dalamnya.
Laci tua yang usang,
menyimpan berbagai kenangan,
membekukan tawa dan tangis,
aromanya begitu sendu,
mengingatkan sesuatu;
rindu yang rapuh dan
hati yang telah lama patah.

Laci tua yang usang,
berisi penuh tawa,
dialog-dialog lucu,
berisi penuh harapan,
harapan yang mulai tumbuh;
pengingat rindu yang manis.

Laci tua yang usang,
berisi penuh penyesalan,
berisi penuh harapan,
harapan yang terpaksa mati;
pengingat rindu yang pahit.

Mungkin euforia dari kenangan itu telah hilang dalam diri kita.
Terkadang orang-orang baru yang kita perjuangkan saat ini adalah fatamorgana,
dan terkadang orang-orang lama yang kita tinggalkan, tidak kita perjuangkan adalah orang-orang yang memberikan kebahagiaan yang hakiki, nyata untuk kita.
Begitulah.
Pertimbangkan semua keputusan untuk pergi, meninggalkan, memperjuangkan, dan sebagainya. apapun keputusan itu, pertimbangkanlah.
Jangan sampai pengingat rindu itu melukai hati kecil dan diri sendiri.
Pengingat rindu ini kusebut dengan "kenangan".
Tetap simpan mereka meskipun sudah tak bersama.

-sil-
(15 Januari 2017)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sampai Ujung Dunia

Berubah Itu Menjadi yang Lebih Baik !

(Doa) Tertunda, Mencari Waktu yang Tepat